Studi Budaya dan Teknologi

Studi Budaya dan Teknologi

Studi Budaya dan Teknologi
Studi Budaya dan Teknologi

Kali ini kita akan sedikit membahas tentang Studi Budaya Dan Teknologi Komunikasi. Tapi sebelumnya saya minta maaf karena mungkin materi yang akan saya share tidak terlalu lengkap, soalnya belum paham sih gimana maksud sub bab ini hehehehe.

Apa sih “culture study” itu ? Mungkin sebagian besar orang akan kesulitan kalau ditanya definisi lengkap culture study. Kalau kata dosen saya sih culture study itu bagaimana para ahli melihat suatu realitas. Adapun ciri-cirinya adalah culture study ini selalu melihat” sesuatu” tidak semata-mata hanya untuk menggambarkan “sesuatu” tersebut tetapi harus selalu dikaitkan dengan “sesuatu” yang lainnya. Apa sih sesuatu itu ? Nah saya juga nggak paham. Ciri lainnya adalah culture study tersebut tidak bisa di disiplinkan dengan berbagai teori. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan culture study harus dilihat lebih rinci sehingga dapat dikaitkan pula dengan hal lain yang tentunya menarik ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut. Menurut Nelson et al. 'S (1992) pengantar kajian budaya adalah sesuatu yang bermanfaat dalam menjelaskan bibliografi hingga definisi dari beberapa tugas tertentu (pra 1992), secara luas dipelajari, tetapi secara historis menyatukan dinamika penting dalam percakapan . Nelson berpendapat sebagai berikut:

budaya adalah bidang studi, interdisipliner transdisciplinary, dan kadang-kadang counterdisciplinary. (1992:4)
studi kebudayaan ....... berkomitmen untuk mempelajari seluruh rentang seni masyarakat, kepercayaan di lembaga-lembaga dan praktek-praktek komunikatif (1992:4)
Budaya dipahami baik sebagai suatu cara hidup yang meliputi gagasan, sikap, bahasa, praktik, institusi, dan struktur kekuasaan dan sebagai berbagai macam praktek budaya bentuk seni, teks, meriam, arsitektur, komoditas yang diproduksi secara massal, dan sebagainya (1992:5)
Ini adalah praktisi melihat kajian budaya bukan hanya sebagai sejarah perubahan budaya tetapi sebagai intervensi di dalamnya. Dan melihat diri mereka tidak hanya sebagai ulama menyediakan account tapi seperti terlibat politik peserta (1992:8)

Lalu bagaimana dengan Teknologi apabila dikaitkan dengan Culture Study ?


Arah (petunjuk) baru telah dibuka, oleh gagasan Winner (1996) bahwa teknologi adalah bentuk dari kehidupan; kemunduran ide dari teknologi itu sendiri dianggap sebagai sebuah artikulasi (1989); Latour (1988, 1996; Callon dan Latour, 1981) dan haraway (1992) konsep dari agen teknologi; dan Wise (1997) teknologi dikiaskan sebagai orang – orang yang berkumpul. Setiap tokoh menolak anggapan umum mengenai persamaan (pemaknaan) teknologi sebagai sesuatu, dengan perasaan yang menenangkan bahwa batas dari apa itu teknologi khusus dapat dibatasi dengan jelas. Sebagai contoh, teori kultural menolak untuk mempelajari komputer sebagai sebuah perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan sederhana yang menghubungkan satu komputer ke komputer lain atau ke media lain. Lebih baik, mereka merasa lelah untuk memahami teknologi sebagai bentuk dari kehidupan, sebuah ungkapan (artikulasi), sebuah peralatan atau sebuah kumpulan dimana lembaga mengalir.

Latour (1988,1993,1996) memperkenalkan gagasan bahwa, dalam pengertian ini, teknologi merupakan aktor atau agen yang melatih agen. Teknologi bisa memisahkan ruang di sekitar itu sendiri, membuat unsur-unsur lain tergantung pada hal itu, dan menerjemahkan kehendak orang lain ke dalam bahasa sendiri. Pergerakan struktur teknologi, mendistribusikan dan mengatur entitas, ruang dan tempat. Sebuah contoh dramatis adalah pintu pembuka mata listrik, yang memungkinkan orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Bagaimana New Media dapat memengaruhi Culture Study ?


Ada satu hal yang menarik perhatian culture study, yaitu bagaimana pengalaman masyarakat ketika mereka mulai menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berkaitan dengan ini, para ilmuwan lebih tertarik untuk mengkaji kehidupan sosial masyarakat pasca penggunaan new media karena menurut mereka teknologi bukan hanya sekedar hardware dan software melainkan mengandung nilai sosial.

Culture study tidak sepakat apabila teknologi dipisahkan dengan budaya. Karena teknologi tersebut lahir di tengah kebudayaan sehingga budaya itulah yang mampu mendorong perkembangan teknologi. Disini teknologi hanya berperan untuk menguatkan apa yang sudah ada pada culture tersebut sehingga teknologi dapat memunculkan culture baru yang lebih bagus maupun komunitas baru di tengah-tengah masyarakat.

Banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa sebuah komputer tidak hanya terdiri dari hardware dan software tetapi juga erat kaitannya dengan pengaruh si komputer itu sendiri dalam hal memengaruhi kondisi lingkungan masyarakat. Mereka juga beranggapan bahwa hal yang sebenarnya penting untuk mereka kaji adalah bagaimana pengalaman masyarakat pada saat menggunakan komputer dan kemajuan serta perubahan seperti apakah yang mereka dapatkan dari penggunaan komputer tersebut.

Topik apa yang menarik para ilmuwan untuk mengkaji culture study ?


Ada beberapa topik yang menarik untuk dikaji, yaitu politik (demokrasi), gender, identitas dan  ruang dimana mereka bisa hadir. Lalu mengapa permasalahan gender sangat menarik untuk dikaji ? Gender disini lebih mengacu pada perbedaan jenis kelamin. Berkaitan dengan hal ini, menurut para ahli pada penggunaan new media terdapat beberapa topik yang menarik seperti eksploitasi peran, pemalsuan identitas serta pertukaran gender. Pemalsuan identitas sering terjadi di sosial media sehingga dalam hal ini teknologi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kasus pemalsuan identitas. Selain itu masih ada contoh kasus yang lain yaitu adanya sebuah game yang dimana cara permainannya seolah selalu menempatkan perempuan sebagai pihak yang sedang di eksploitasi. 

Teknologi sebenarnya hanya menguatkan sesuatu yang telah ada dalam suatu culture masyarakat. Misal, penggunaan facebook pada masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia dikenal dengan tipe orang yang suka bergosip, sering ikut campur urusan orang lain dan selalu ingin tahu hal apa yang sedang terjadi dengan orang di sekitarnya. Dengan adanya facebook, kebiasaan orang Indonesia yang memang dasarnya tukang gosip akan lebih terbantu dengan adanya beragam sosial media tersebut sehingga disini facebook hanya berfungsi sebagai penguat culture yang sudah melekat pada culture masyarakat Indonesia itu sendiri.

Lalu bagaimana dengan Relasi Kekuasaan ?


Seperti yang kita ketahui, user dari beragam sosial media masyoritas berasal dari negara-negara bekas jajahan, Indonesia misalnya.

Halo, saya Yesica Ayu Maharani. Istri dari suami yang sangat baik. I am thankful to you for standing by my side during my good and bad times.

2 komentar

  1. Dalam hal minat kajiannya, kajian budaya memang bersifat plastis dan sebagai implikasi dari sifat “tidak disiplinnya”, maka dalam hal teori dan metodenya, kajian budaya memang bersifat eklektis. Beberapa metode yang sering dipakai dalam kajian budaya adalah etnografi, pendekatan tekstual (semiotika, teori naratif, dan dekonstruksionisme), dan berbagai studi resepsi,,_
    hahaha

    BalasHapus
  2. kunjungan perdana :) ikutan nyimak sist... :)

    BalasHapus